Emas koloid mengacu pada sistem koloid yang dibentuk dengan menangguhkan partikel emas berskala nano dalam larutan yang sesuai. Ukuran partikel emas biasanya berkisar antara 1 hingga 100 nanometer. Emas koloid telah menarik banyak perhatian karena sifat optiknya yang unik dan stabilitas kimianya.
Emas koloid memiliki beberapa kegunaan penting:
1. Biosensing: Karena efek resonansi plasmon permukaan (SPR) partikel emas, mereka menunjukkan karakteristik penyerapan dan hamburan yang signifikan dalam rentang cahaya tampak. Hal ini menyebabkan meluasnya penerapan emas koloid di bidang biosensor, seperti untuk mendeteksi keberadaan dan konsentrasi molekul biologis seperti protein dan DNA.
2. Diagnosis medis: Emas koloid memiliki beragam aplikasi dalam diagnosis medis karena kemampuannya mengontrol sifat optiknya dengan menyesuaikan ukuran partikel dan modifikasi permukaannya. Emas koloid dapat digunakan untuk pemindaian laser confocal microscopy (LSCM), spektroskopi Raman yang ditingkatkan permukaan (SERS), dan deteksi biomarker.
3. Bahan optik: Emas koloid memiliki sifat optik yang signifikan dan banyak digunakan di bidang bahan optik. Mereka digunakan untuk menyiapkan filter optik, lensa optik, perangkat fotovoltaik, dll.
4. Katalis: Partikel emas koloid berskala nano memiliki luas permukaan yang tinggi dan aktivitas yang tinggi, sehingga memiliki potensi di bidang katalisis. Koloid emas dapat digunakan sebagai katalis berbagai reaksi kimia, seperti reaksi oksidasi, reaksi reduksi, dan sebagai pembawa katalis.
5. Ilmu Material: Emas koloid juga dapat diterapkan dalam penelitian ilmu material, seperti penyiapan bahan berstruktur nano emas, penyiapan kawat nano, nanogrid, dll.
Singkatnya, emas koloidal memiliki potensi penerapan yang luas di berbagai bidang seperti biosensing, diagnosis medis, material optik, katalis, dan ilmu material karena sifat optik dan stabilitas kimianya yang unik.